Belajar bermakna adalah suatu proses dimana informasi baru yang dipelajari dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sudah belajar .
Menurut Ausubel (dalam Kisworo,2000:15), ada dua jenis belajar yaitu belajar bermakna (meaningful learning) dan belajar menghafal (rotelearning). Dengan belajar bermakna siswa menjadi kuat ingatannya dan transfer belajar mudah dicapai. Belajar bermakna dapat terjadi jika siswa berusaha menghubungkan informasi-informasi baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Dalam proses belajar ini siswa dapat mengembangkan skema yang sudah ada atau dapat mengubahnya sehingga dalam belajar siswa mengkontruksi apa yang sedang dipelajarinya. Ini terjadi melalui belajar konsep dan perubahan konsep yang telah ada, yang akan mengakibatkan pertumbuhan dan perubahan struktur konsep yang telah dipunyai siswa.
Jika konsep yang cocok dengan fenomena baru itu belum ada dalam struktur kognitif siswa, maka siswa tidak dapat mengendapkan konsep/informasi baru yang diperoleh itu, sehingga siswa hanya dapat mengingat atau menghafal fakta-fakta yang sederhana. Dalam belajar menghafal informasi baru tidak diasosiasikan dengan konsep yang telah ada dalam struktur koknitif. Bagi Ausubel, menghafal berlawanan dengan belajar bermakna. Menghafal pada hakekatnya mendapatkan informasi yang terisolasi, sedemikian sehingga siswa tidak dapat mengkaitkan informasi yang diperoleh ke dalam struktur koknitifnya. Berdasarkan teori Ausubel, pembelajaran metode kumon dengan model pembelajaran langsung ini cocok karena tidak hanya mendekatkan pada hafalan tetapi juga kebermaknaan, dan pembelajaran metode kumon menekankan pada aktivitas siswa dalam mengerjakan soal. Dengan mengerjakan soal dari step yang mudah, pengetahuan yang didapat akan lebih bermakna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar