Oleh RINDA YULIANA Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Samarinda, 2008
Pengertian biaya dalam akuntansi biaya mengandung makna yang sangat penting. Berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian biaya tersebut.
Hansen & Mowen (2003: 34) menyatakan bahwa: “Cost is the cash or cash equivalent value safrifaced for goods and services that is expected to bring a current or future benefit to the organization”
Henry Simamora (1999: 36) menjelaskan pengertian biaya dan istilah beban yang sering digunakan dalam akuntansi sebagai berikut:
Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi. Disebut setara kas (cash equivalent) karena sumber sumber non kas dapat ditukarkan dengan barang atau jasa yang dikehendaki. Sedangkan beban (expense) adalah biaya terpakai (expired cost).
Menurut Mulyadi (2002: 8): “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.”. Dari definisi ini, ada empat unsur pokok dalam biaya, yaitu:
1) Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2) Diukur dalam satuan uang
3) Yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi
4) Pengorbanan tersebut untuk memperoleh manfaat saat ini dan/atau mendatang
Dengan demikian, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dengan satuan uang, untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini maupun akan datang. Pengorbanan sumber ekonomis tersebut bisa merupakan biaya historis dan biaya masa yang akan datang. Sedangkan dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva atau secara tidak langsung untuk memperoleh penghasilan, disebut dengan harga pokok.
Penggolongan Biaya
Ada berbagai cara menggolongkan biaya dalam akuntansi. Penggolongan biaya yang berbeda dilakukan atas dasar tujuan yang berbeda. Penggolongan tersebut didasarkan atas prinsip dasar pengelolaan biaya: “Diffrentn costs for different porposes”. Bahkan ketika istilah biaya produk (product cost) dipergunakan, maka komponen yang terkandung dalam biaya produk tersebut tergantung pada tujuan manajerial yang diinginkan. Perbedaan mendefinisikan biaya produk berbeda untuk tujuan yang berbeda dijelaskan oleh Hansen & Mowen dengan tampilan berikut.
Gambar 2.1. Contoh Definisi Biaya Produk (Hansen & Mowen (2003: 41)
Sebagai contoh, manajemen berkepentingan melakukan analisis kemampulabaan (profitabilitas) stratejik. Untuk tujuan ini, maka manajemen memerlukan informasi tentang semua pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan produk. Dalam kasus ini, berdasarkan gambar 2.1, pendefinisian biaya produk lebih yang cocok adalah berdasarkan “value-chain product cost” (meliputi empat komponen, yaitu: riset & pengembangan, produksi, pemasaran dan pelayanan konsumen), karena memasukkan semua biaya yang diperlukan untuk menilai kemampulabaan stratejik.
Mulyadi (2002: 14-17) mengklasifikasikan biaya dalam lima cara penggolongan biaya untuk memenuhi berbagai tujuan, yaitu:
1) Penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran.
2) Penggolongan biaya atas dasar fungsi pokok dalam perusahaan.
3) Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
4) Penggolongan biaya sesuai. perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
5) Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya.
Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran yang didasarkan nama obyek pengeluaran ini cocok digunakan dalam organisasi yang masih kecil. Biasanya penggolongan ini bermanfaat untuk perencanaan perusahaan secara menyeluruh dan pada umumnya untuk kepentingan penyajian laporan pihak luar (eksternal).
Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan berarti biaya digolongkan berdasarkan fungsi-fungsi di mana biaya tersebut terjadi atau berhubungan. Adapun fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur adalah fungsi-fungsi: produksi, administrasi dan umum dan fungsi pemasaran. Oleh karena itu biaya-biaya dalam perusahaan manufaktur dapat digolongkan menjadi biaya produksi, biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran.
Biaya produksi adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi dibagi menjadi 3 elemen : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja disebut juga dengan prime cost, sedangkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik disebut juga dengan biaya konversi (Convertion Cost).
Dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan biaya bahan baku adalah biaya yang membentuk bagian menyeluruh dari pada produk jadi dan biaya bahan baku adalah harga pokok bahan baku tersebut diolah dalam proses produksi. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat diperhitungkan langsung dalam pembuatan produk tertentu. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat diidentifikasikan secara langsung terhadap produk tertentu. Adapun biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini bisa berupa dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi tak langsung lainnya. Biaya administrasi dan umum dalam hal ini dimasudkan sebagai biayabiaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan-kegiatan yang tidak diidentifikasikan dengan aktifitas produksi maupun pemasaran. Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan penyusunan kebijakan dan pengarahan perusahaan secara keseluruhan. Contoh dari biaya administrasi dan umum adalah gaji direksi, biaya-biaya sumbangan- sumbangan, gaji eksekutip, biaya telepon dan lain-lain.
Ada dua macam perlakuan terhadap biaya administrasi dan umum:
1) Biaya administrasi dan umum dialokasikan kepada dua fungsi dalam pemasaran, yaitu fungsi produksi dan fungsi pemasaran. Hal ini dilakukan karena pada dasarnya biaya administrasi dan umum dikeluarkan untuk dua fungsi tersebut.
2) Memisahkan biaya administrasi dan umum sebagai kelompok biaya ter- sendiri dan tidak mengalokasikannya ke dalam fungsi produksi dan pemasaran. Didalam prakteknya, terdapat kecenderungan untuk mengelompokkan biaya administrasi dan umum sebagai kelompok biaya sendiri, yang terpisah dari biaya produksi dan pemasaran. Pengendalian biaya administrasi dan umum dapat lebih mudah dilakukan, jika biaya tersebut dikelompokkan dan disajikan secara terpisah.
Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan usaha untuk memperoleh pesanan dan memenuhi pesanan. Sehingga untuk memperoleh pesanan, perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk menarik minat pembeli dengan cara mengadakan promosi penjualan, advertensi dan lain-lain. Sedangkan untuk memenuhi pesanan perusahaan mengeluarkan biaya-biaya angkut, biaya asuransi dan lain-lain agar produk perusahaan sampai ketangan pemesan. Biaya pemasaran dan biaya administrasi umum disebut juga dengan istilah biaya komersial.
Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Jika perusahaan mengolah bahan baku menjadi produk jadi, maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa produk, sedangkan jika perusahaan menghasilkan jasa maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa penyerahan jasa tersebut.
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tidak ada maka biaya langsung tidak akan terjadi. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.
Perbedaan biaya langsung dan biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk sangat diperlukan apabila perusahaan menghasilkan lebih dari satu jenis produk dan manajemen menghendaki penentuan harga pokok perjenis produk tersebut jika perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk saja (seperti perusahaan semen, perusahaan gula), maka semua jenis biaya produksi merupakan biaya langsung, sehingga didalam perusahaan tersebut tidak memerlukan adanya biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk.
Penggolongan biaya menurut perilakunya adalah pembagian biaya yang terdiri dari biaya variabel, biaya semi variabel, dan biaya tetap. Pengertian biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatannya. Sedangkan biaya semi variabel adalah biaya jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu, dan biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah atau tidak ditentukan oleh volume produksi pada periode tertentu.
Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya berkaitan dengan pelaporan keuangan. Misalnya perhitungan laba atau rugi suatu perusahaan dilakukan dengan cara mempertemukan penghasilan yang diperoleh dalam satu periode akuntansi tertentu dengan biaya-biaya yang terjadi didalam periode yang sama. Agar perhitungan laba atau rugi dan penentuan harga pokok produk dapat dilakukan secara teliti, maka biaya-biaya dapat digolongkan dalam hubungannya dengan pembebanan kedalam periode akuntansi tertentu. Atas dasar waktu, biaya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: 1) Pengeluaran modal (capital expenditure) dan 2) Pengeluaran penghasilan (revenue expenditure).
Pengeluaran modal adalah biaya-biaya yang dinikmati oleh lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal tidak seluruhnya dibebankan dalam periode akuntansi dimana pengeluaran tersebut terjadi, tetapi dibagikan kepada periode-periode yang menikmati manfaat pengeluaran tersebut. Sedangkan pengeluaran penghasilan adalah biaya-biaya yang hanya bermanfaat didalam periode akuntansi dimana biaya tesebut terjadi. Contoh dari pengeluaran penghasilan adalah biaya pemeliharaan mesin, biaya telepon, biaya komisi penjualan.
Penggolongan biaya dalam praktek tercermin dalam laporan laba rugi perusahaan. Bagaimana perusahaan menggolongkan biaya-biaya dalam sebuah laporan laba rugi, tergantung pada tujuan dari pembuatan laporan itu sendiri atau kepada siapa itu ditujukan. Jika ditujukan kepada pihak eksternal, maka ada ketentuan umum yang mungkin diatur pula secara khusus menurut Standar Akuntansi Keuangan tertentu. Namun jika laporan ditujukan kepada manajemen, tidak ada keharusan untuk mengikuti standar tersebut, melainkan berdasarkan pada prinsip: “Diffrentn costs for different porposes”. Secara umum, struktur laporan laba rugi perusahaan jasa mengandung tiga komponen utama, yaitu overhead cost, biaya pemasaran dan biaya admi- nistrasi dan umum, termasuk di dalamnya perusahaan perhotelan.
Sebagai contoh, manajemen berkepentingan melakukan analisis kemampulabaan (profitabilitas) stratejik. Untuk tujuan ini, maka manajemen memerlukan informasi tentang semua pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan produk. Dalam kasus ini, berdasarkan gambar 2.1, pendefinisian biaya produk lebih yang cocok adalah berdasarkan “value-chain product cost” (meliputi empat komponen, yaitu: riset & pengembangan, produksi, pemasaran dan pelayanan konsumen), karena memasukkan semua biaya yang diperlukan untuk menilai kemampulabaan stratejik.
Mulyadi (2002: 14-17) mengklasifikasikan biaya dalam lima cara penggolongan biaya untuk memenuhi berbagai tujuan, yaitu:
1) Penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran.
2) Penggolongan biaya atas dasar fungsi pokok dalam perusahaan.
3) Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
4) Penggolongan biaya sesuai. perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
5) Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya.
Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran yang didasarkan nama obyek pengeluaran ini cocok digunakan dalam organisasi yang masih kecil. Biasanya penggolongan ini bermanfaat untuk perencanaan perusahaan secara menyeluruh dan pada umumnya untuk kepentingan penyajian laporan pihak luar (eksternal).
Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan berarti biaya digolongkan berdasarkan fungsi-fungsi di mana biaya tersebut terjadi atau berhubungan. Adapun fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur adalah fungsi-fungsi: produksi, administrasi dan umum dan fungsi pemasaran. Oleh karena itu biaya-biaya dalam perusahaan manufaktur dapat digolongkan menjadi biaya produksi, biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran.
Biaya produksi adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi dibagi menjadi 3 elemen : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja disebut juga dengan prime cost, sedangkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik disebut juga dengan biaya konversi (Convertion Cost).
Dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan biaya bahan baku adalah biaya yang membentuk bagian menyeluruh dari pada produk jadi dan biaya bahan baku adalah harga pokok bahan baku tersebut diolah dalam proses produksi. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat diperhitungkan langsung dalam pembuatan produk tertentu. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat diidentifikasikan secara langsung terhadap produk tertentu. Adapun biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini bisa berupa dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi tak langsung lainnya. Biaya administrasi dan umum dalam hal ini dimasudkan sebagai biayabiaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan-kegiatan yang tidak diidentifikasikan dengan aktifitas produksi maupun pemasaran. Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan penyusunan kebijakan dan pengarahan perusahaan secara keseluruhan. Contoh dari biaya administrasi dan umum adalah gaji direksi, biaya-biaya sumbangan- sumbangan, gaji eksekutip, biaya telepon dan lain-lain.
Ada dua macam perlakuan terhadap biaya administrasi dan umum:
1) Biaya administrasi dan umum dialokasikan kepada dua fungsi dalam pemasaran, yaitu fungsi produksi dan fungsi pemasaran. Hal ini dilakukan karena pada dasarnya biaya administrasi dan umum dikeluarkan untuk dua fungsi tersebut.
2) Memisahkan biaya administrasi dan umum sebagai kelompok biaya ter- sendiri dan tidak mengalokasikannya ke dalam fungsi produksi dan pemasaran. Didalam prakteknya, terdapat kecenderungan untuk mengelompokkan biaya administrasi dan umum sebagai kelompok biaya sendiri, yang terpisah dari biaya produksi dan pemasaran. Pengendalian biaya administrasi dan umum dapat lebih mudah dilakukan, jika biaya tersebut dikelompokkan dan disajikan secara terpisah.
Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan usaha untuk memperoleh pesanan dan memenuhi pesanan. Sehingga untuk memperoleh pesanan, perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk menarik minat pembeli dengan cara mengadakan promosi penjualan, advertensi dan lain-lain. Sedangkan untuk memenuhi pesanan perusahaan mengeluarkan biaya-biaya angkut, biaya asuransi dan lain-lain agar produk perusahaan sampai ketangan pemesan. Biaya pemasaran dan biaya administrasi umum disebut juga dengan istilah biaya komersial.
Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Jika perusahaan mengolah bahan baku menjadi produk jadi, maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa produk, sedangkan jika perusahaan menghasilkan jasa maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa penyerahan jasa tersebut.
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tidak ada maka biaya langsung tidak akan terjadi. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.
Perbedaan biaya langsung dan biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk sangat diperlukan apabila perusahaan menghasilkan lebih dari satu jenis produk dan manajemen menghendaki penentuan harga pokok perjenis produk tersebut jika perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk saja (seperti perusahaan semen, perusahaan gula), maka semua jenis biaya produksi merupakan biaya langsung, sehingga didalam perusahaan tersebut tidak memerlukan adanya biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk.
Penggolongan biaya menurut perilakunya adalah pembagian biaya yang terdiri dari biaya variabel, biaya semi variabel, dan biaya tetap. Pengertian biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatannya. Sedangkan biaya semi variabel adalah biaya jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu, dan biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah atau tidak ditentukan oleh volume produksi pada periode tertentu.
Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya berkaitan dengan pelaporan keuangan. Misalnya perhitungan laba atau rugi suatu perusahaan dilakukan dengan cara mempertemukan penghasilan yang diperoleh dalam satu periode akuntansi tertentu dengan biaya-biaya yang terjadi didalam periode yang sama. Agar perhitungan laba atau rugi dan penentuan harga pokok produk dapat dilakukan secara teliti, maka biaya-biaya dapat digolongkan dalam hubungannya dengan pembebanan kedalam periode akuntansi tertentu. Atas dasar waktu, biaya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: 1) Pengeluaran modal (capital expenditure) dan 2) Pengeluaran penghasilan (revenue expenditure).
Pengeluaran modal adalah biaya-biaya yang dinikmati oleh lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal tidak seluruhnya dibebankan dalam periode akuntansi dimana pengeluaran tersebut terjadi, tetapi dibagikan kepada periode-periode yang menikmati manfaat pengeluaran tersebut. Sedangkan pengeluaran penghasilan adalah biaya-biaya yang hanya bermanfaat didalam periode akuntansi dimana biaya tesebut terjadi. Contoh dari pengeluaran penghasilan adalah biaya pemeliharaan mesin, biaya telepon, biaya komisi penjualan.
Penggolongan biaya dalam praktek tercermin dalam laporan laba rugi perusahaan. Bagaimana perusahaan menggolongkan biaya-biaya dalam sebuah laporan laba rugi, tergantung pada tujuan dari pembuatan laporan itu sendiri atau kepada siapa itu ditujukan. Jika ditujukan kepada pihak eksternal, maka ada ketentuan umum yang mungkin diatur pula secara khusus menurut Standar Akuntansi Keuangan tertentu. Namun jika laporan ditujukan kepada manajemen, tidak ada keharusan untuk mengikuti standar tersebut, melainkan berdasarkan pada prinsip: “Diffrentn costs for different porposes”. Secara umum, struktur laporan laba rugi perusahaan jasa mengandung tiga komponen utama, yaitu overhead cost, biaya pemasaran dan biaya admi- nistrasi dan umum, termasuk di dalamnya perusahaan perhotelan.
jadi ingat biaya kuliah, jumlahnya ngga seberapa tapi sumbangan ina-inu cukup buat dipake jualan 10 tahun.
BalasHapusDalam akuntansi terdapat istilah biaya (cost) dan beban (expense), kedua istilah tersebut sering diartikan sebagai hal yang sama. Meskipun kedua istilah tersebut sekilas sama namun memiliki arti dan fungsi yang berbeda. Untuk membantu Anda dalam membedakan kedua istilah tersebut pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai perbedaan antara biaya dan beban. (https://www.krishandsoftware.com/blog/819/perbedaan-biaya-dan-beban/)
BalasHapus