Suatu pembelajaran yang efektif harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. Pencapaian keefektifan pembelajaran didasarkan pada 4 aspek yaitu: ketuntasan hasil belajar (merujuk pada pendapat Kemp), aktivitas siswa (merujuk pada pendapat Eggen dan Kauchak), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran (merujuk pada pendapat Slavin), dan respon siswa terhadap pembelajaran (merujuk pada pendapat Suherman).
Slavin (1994:310) menyatakan bahwa keefektifan pembelajaran terdiri dari empat indikator yaitu kualitas pembelajaran, kesesuaian tingkat pembelajaran, insentif, dan waktu.
Singkatnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kualitas pembelajaran, yaitu seberapa besar informasi yang disampaikan sedemikian hinga siswa dapat mempelajarinya dengan mudah. Kualitas pembelajaran sebagian besar merupakan produk dari kualitas kurikulum dan pembelajaran itu sendiri.
2. Kesesuaian tingkat pembelajaran, yaitu sejauh mana guru memastikan tingkat kesiapan siswa untuk mempelajari informasi baru dimana siswa harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang berkaitan dengan informasi tersebut. Dengan kata lain, materi pembelajaran yang diberikan tidak terlalu sulit atau tidak terlalu mudah.
3. Insentif, yaitu seberapa besar usaha guru memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas-tugas belajar dan mempelajari materi yang disajikan. Semakin besar motivasi yang diberikan, keaktifan siswa semakin besar pula.
4. Waktu, yaitu lamanya waktu yang diberikan kepada siswa untuk mempelajari materi yang disajikan. Pembelajaran akan efektif jika siswa dapat menyelesaikan pembelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Menurut Suherman (1993: 78), minat mempengaruhi proses dan hasil belajar, jika siswa tidak berminat untuk mempelajari sesuatu maka tidak dapat diharapkan akan berhasil baik. Jadi jika siswa belajar sesuai minatnya, maka hasilnya kan lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar