Sebelum lebih jauh kita membahas mengenai pendidikan karakter, sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu pengertian pendidikan karakter menurut para ahli pendidikan.Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.
Menurut Kertajaya karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu (Kertajaya, 2010). Menurut kamus psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap (Dali Gulo, 1982: p.29).
Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu , Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif,Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli social, Tanggung jawab.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, karakter sebenarnya sudah ada dalam diri seseorang sejak dia lahir. Melalui tulisan ini saya ingin meluruskan pemahaman sebagian orang yang selalu menghubungkan tugas guru dengan pendidikan karakter. Menurut mereka guru harus mampu membentuk karakter siswa sehingga sikap dan prilakunya sesuai dengan butir-butir pendidikan karakter tersebut. Cara membentuk karakter siswa pernah juga saya dapatkan dalam pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pendidikan karakter termasuk bagaimana menyusun RPP yang berkarakter.
Saya tidak menolak adanya pendidikan karakter, tetapi pernyataan-pernyataan yang mengharuskan guru untuk membentuk karakter siswa bertolak belakang dengan pemahaman saya tentang karakter apalagi jika merujuk pada pengertian pendidikan karakter yang dikemukakan oleh para ahli tersebut di atas. Membentuk karakter siswa bukan tugas guru karena karakter sudah ada sejak lahir, karakter merupakan sifat bawaan, karakter inilah yang membedakan individu yang satu dengan individu yang lainnya.
Tugas guru yang berkaitan dengan pendidikan karakter adalah mengarahkan siswa untuk dapat memahami sikap dan prilakunya, mengerti akan karakter yang ada pada dirinya dan kemudian membimbingnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tentunya dilakukan dengan berbagai metode pendekatan yang mudah diterima oleh siswa. Jadi maksud RPP berkarakter adalah bukan membentuk karakter siswa yang ditanamkan melalu proses belajar mengajar tetapi memancing karakter siswa sesuai dengan RPP yang dilaksanakan.
Proses untuk memancing karakter siswa dapat dilakukan melalui bimbingan di kelas, memberi pesan berkarakter yang diintegrasikan ke materi pelajaran saat proses belajar mengajar berlangsung. Bukan dengan jalan memaksakan materi agar sesuai dengan salah satu atau lebih karakter yang diharapkan untuk dilaksanakan oleh siswa.
Membimbing siswa sehingga memiliki sikap dan prilaku yang berkarakter bukan tugas guru semata-mata tetapi adalah tugas semua orang termasuk orang tua. Memancing karakter anak/siswa harus dimulai dari lingkungan keluarga karena ikatan emosional anak lebih dekat dengan keluarga daripada guru. Bukan maksud saya melempar tanggung jawab tetapi jika ingin pendidikan karakter berhasil maka harus dimulai dari lingkungan keluarga. Apapun metode yang diterapkan oleh guru, jika lingkungan keluarga tidak dapat menerapkan pendidikan karakter maka semuanya akan sia-sia. Olehnya itu asumsi masyarakat tentang pendidikan karakter harus dirubah kepada pendekatan keluarga.
Postingan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar