Translate

Cara Analisis Butir Soal

INSTRUMEN PENELITIAN

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data empirik tentang pembelajaran maka diadakan tes hasil belajar. Instrumen ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi fungsi kuadrat sesuai dengan materi yang dilakukan dalam penelitian. Jenis tes yang disusun mengacu pada pengukuran yang ditujukan dari sudut kriteria tingkah laku yang hendak dicapai atau Penilaian Acuan Patokan. Tes hasil belajar ini disusun berdasarkan rumusan tujuan khusus pembelajaran (TKP). Menurut Kemp(1994), tes beracuan patokan diterapkan untuk mengukur seberapa jauh setiap siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Banyak butir soal dalam tes ini adalah 8 butir soal.

1)      Penskoran

Penggunaan skor tes adalah untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang mewakili ranah kemampuan kognitif. Ranah kemampuan yang diukur adalah ranah kemampuan kognitif. Pemberian skor dengan menggunakan skala bebas, tergantung besarnya bobot butir soal. Hal ini seperti diungkapkan oleh Arikunto (1986:45) bahwa dalam penentuan skor tertinggi dari skala yang digunakan tidak selalu sama. Pemberian skor total setiap butir tergantung banyaknya langkah kesukaran pertanyaan penyelesaian dalam soal tersebut.

2)      Validasi

Suatu alat dikatakan valid(absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur (Suherman, 1994:129). Sedangkan Sudjana (1992:12) mengemukakan bahwa, validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai, sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.

Menurut Suke Silverius (1991:52) menyatakan, “soal yang akan ditulis harus mampu mengukur pencapaian TKP yang merupakan indikator TIU. Berarti, soal yang akan disajikan hendaknya didasarkan atas TKP. Selanjutnya dikatakan TKP dan indikator mempunyai perumusan persis sama, perbedaannya TKP diarahkan pada kegiatan belajar mengajar tetapi indikator diarahkan pada penulisan soal”.

Salah satu cara untuk mengetahui derajat validitas tes adalah dengan membuat tabel spesifikasi yang memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam TIK atau indikator. Adapun tabel spesifikasi tiap butir dapat dilihat pada tabel berikut.

 

TABEL SPESIFIKASI PENULISAN BUTIR SOAL

Jenis Sekolah     : Sekolah Menengah Atas

Kelas/Semester : 1 (satu)/I

Bentuk soal        : Uraian

Tujuan Umum Pembelajaran

P.Bahasan/

S.P. Bahasan

Materi

Indikator

Aspek Kognitif

Nomor soal

C1

C2

C3

Siswa memahami dan terampil menggunakan aturan, konsep dan rumus-rumus fungsi kuadrat dan grafiknya

Fungsi Kuadrat

Fungsi

 

 

 

 

 

 

Fungsi Kuadrat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Aplikasi fungsi kuadrat dan grafiknya

clip_image002       Menemukan suatu fungsi dari sekumpulan data yang diberikan.

clip_image002[1]       Menentukan apakah suatu grafik yang disajikan dalam diagram kartesius merupakan grafik fungsi.

clip_image002[2]       Menentukan persamaan fungsi kuadrat, jika diketahui titik balik minimum dan suatu titik yang dilalui grafik fungsi kuadrat tersebut

clip_image002[3]       Menggunakan tranformasi geser untuk menemukan grafik fungsi kuadrat g dari grafik fungsi kuadrat f yang diberikan

clip_image002[4]       Menggambarkan grafik fungsi kuadrat

clip_image002[5]       Menggunakan prinsip-prinsip dalam fungsi kuadrat untuk menentu kan luas maksimum dua kandang dengan kondisi yang diberikan

clip_image002[6]       Menentukan hasil kali maksimum dua bilangan jika diketahui jumlah kedua bilangan tersebut

 

 

 

 

x

 

 

 

x

 

 

 

 

 

x

 

 

 

 

 

x

 

x

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

x

 

 

 

 

 

x

 

 

 

1

 

 

5

 

 

 

3,6

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

4

 

8

 

 

 

 

 

7

 

 

 

Untuk mengetahui karakteristik dari instrumen tes hasil belajar, dengan menganalisis data hasil uji coba, yang dikenal dengan analisis butir tes. Butir tes dikatakan baik apabila memiliki informasi yang baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

Setelah soal disusun, dilakukan telaah butir soal secara kualitatif yang bertujuan untuk menguji mutu butir soal dari segi kesesuaian materi, bahasa, dan konstruksi. Ini berkaitan erat dengan validasi isi. Hasil validasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

 

Tabel Hasil Validasi Tes

No.

Validator

Penilaian Validator untuk Butir Soal

1

2

3

4

5

6

7

8

1

Validator 1

LD

LD

LDP

LD

LD

LD

LD

LD

2

Validator 2

LD

LD

LD

LD

LD

LD

LD

LDP

3

Validator 3

LD

LD

LD

LD

LDP

LD

LD

LD

4

Validator 4

LD

LD

LD

LD

LD

LD

LD

LD

5

Validator 5

LD

LD

LD

LD

LD

LD

LD

LD

6

Validator 6

LD

LD

LD

LD

LD

LD

LD

LD

Keterangan:

LD       : Layak Digunakan

LDP    :  Layak Digunakan dengan Perbaikan

Secara kuantitatif seyogyanya memenuhi kritria validitas item, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda berdasarkan data hasil uji coba lapangan.

Arikunto (1993:66) menyatakan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Untuk mengetahui apakah suatu alat ukur mempunyai validitas secara empirik, adalah dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh pada masing-masing butir, dengan skor total. Apabila skor semua pernyataan yang disusun berdasarkan konsep berkorelasi positif dengan skor total, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur itu mempunyai validitas. Validitas semacam ini disebut validitas butir.

Dengan kata lain sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item dapat digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut.

rxy = clip_image004 

Keterangan:

X   = Skor butir

Y   = Skor total

rxy   = Koefisien korelasi antara skor butir dan skor total Sensitivitas

N   = Banyaknya siswa yang mengikuti tes.

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

clip_image001     Antara 0, 800 sampai dengan 1,00        : sangat tinggi

clip_image001[1]     Antara 0, 600 sampai dengan 0, 800     : tinggi

clip_image001[2]     Antara 0, 400 sampai dengan 0, 600     : cukup

clip_image001[3]     Antara 0, 200 sampai dengan 0, 400     : rendah

clip_image001[4]     Antara 0, 000 sampai dengan 0, 200     : sangat rendah  (Arikunto, 1993:69)

3)      Daya Pembeda

Suatu butir soal mempunyai daya pembeda yang baik apabila butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang pintar dengan siswa yang lemah. Sebelum menghitung daya pembeda setiap butir soal, terlebih dahulu dilakukan pengelompokan siswa atas tiga kelompok berdasarkan skor total. Skor total diurutkan mulai yang terbesar sampai terkecil. Penentuan kelompok atas dan kelompok bawah, menurut Kelly (dalam Nur, 1987:138) memberikan batasan bahwa 27% dari seluruh siswa yang dihitung mulai urutan teratas merupakan kelompok atas, dan 27% dari seluruh siswa yang dihitung dari urutan paling bawah merupakan kelompok bawah.

Indeks daya pembeda dihitung dengan menggunakan Statistik-t dan Statistik-F. Sebelum Statistik-t dilakukan, perlu diuji kesamaan varians antara kelompok atas dan kelompok bawah. Karena variansnya berturut-turut clip_image006 dan clip_image008 tidak diketahui, maka variansnya diestimasi masing-masing dengan clip_image010 dan clip_image012. Rumus menentukan clip_image010[1] dan clip_image012[1] masing-masing adalah sebagai berikut.

clip_image010[2] = clip_image016 dan  clip_image012[2] = clip_image018

selanjutnya akan diuji kesamaan dua varians kelompok atas dan kelompok bawah menggunakan Statistik-F. Untuk itu dirumuskan hipotesis berikut.

H0: clip_image006[1] = clip_image008[1] dan HA = clip_image006[2] ¹ clip_image008[2]. Rumus yang digunakan adalah,

Fh = clip_image020 ....................................................................... (Walpole, 1986:42)

Kriteria:

Terima H0, jika clip_image022

Jika varians kelompok atas dan kelompok bawah sama, maka untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata kelompok atas dan kelompok bawah digunakan Statistik-t (clip_image024 dan clip_image026 masing-masing estimasi untuk ma mb) berikut.

th = clip_image028    dan  clip_image030 = clip_image032

Keterangan:

clip_image024[1]   = skor rata-rata kelompok atas

clip_image026[1]   = skor rata-rata kelompok bawah

clip_image010[3]   = varians kelompok atas

clip_image012[3]   = varians kelompok bawah

na        = jumlah siswa kelompok atas

nb        = jumlah siswa kelompok bawah

untuk itu dirumuskan hipotesis sebagai berikut

H0: ma = mb    dan   HA: ma > mb

Kriteria:

Jika th > clip_image034, maka butir tes signifikan, dan

Jika th < clip_image034[1], maka butir tes tidak signifikan.

Untuk a = 5% diperoleh nilai t(0,95;24) = 2,80.

Jika varians kelompok atas tidak sama dengan varians kelompok bawah maka untuk enguji signifikansi perbedaan kelompok bawah dengan kelompok atas digunakan rumus berikut.

clip_image037 = clip_image039                   dan      clip_image041= clip_image043 

(Ferguson, 1981:182)

Kriteria:

Jika clip_image037[1] > clip_image041[1], maka butir tes signifikan dan

Jika clip_image037[2] £ clip_image041[2], maka butir tes tidak signifikan

4)      Reliabilitas Tes

Suatu alat ukur disebut memiliki reliabilitas yanng tinggi apabila instrumen itu memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Hasil pengukuran tersebut relatif serupa jika pengukurannya dilakukan pada subyek yang sama meskipun dilaksanakan oleh orang yang berbeda dan tempat yang berbeda. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suherman (1994:153) bahwa suatu alat evaluasi (tes atau non tes) disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika untuk subyek yang sama.

Nur(197:93) menyatakan bahwa koefisien reliabilitas suatu tes bentuk uraian dapat ditaksir dengan menggunakan rumus Alpha (a) sebagai berikut.

a = clip_image048clip_image050 

Keterangan:

a          = koefisien reliabilitas tes

K         = banyak butir tes

clip_image052 = jumlah varians butir

clip_image054      = varians total             ....................................... (Nur, 1987:93)

Guilford (dalam Suherman, 1994:156) membuat kriteria derajat reliabilitas suatu tes seperti berikut.

                   a    <  0,20            derajat reliabilitas sangat rendah

   0,20   <    a    £ 0,40             derajat reliabilitas rendah

   0,40   <    a    £ 0,60             derajat reliabilitas sedang

   0,60   <    a    £ 0,80             derajat reliabilitas tinggi

   0,80   <    a    £ 1,00             derajat reliabilitas sangat tinggi

2 komentar

  1. Thanks, artikelnya sangat lengkap dan bermanfaat.

    BalasHapus
  2. ada yg saya ingin tanyakan, tp profile fb bisa gk ?

    BalasHapus

 
Adsense Indonesia

Terbaru

Archives

Info Web

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net