Sungguh sesuatu yang tidak bisa di contoh jika ada guru yang menjadi pemakai narkoba, tetapi guru tetaplah manusia sehingga barang-barang haram termasuk narkoba tidak menjamin guru untuk dapat menghindarinya. Olehnya itu di DKI Jakarta akan diadakan tes urine untuk membuktikan guru bebas narkoba. Kali ini baru DKI Jakarta, kedepan kemungkinan semua guru diseluruh Indonesia bakal melakukan hal yang sama yakni tes Urine. Berikut berita lengkapnya tentang tes urine di wilayah DKI Jakarta.
Ratusan Guru Dites Urine
RATUSAN guru Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dites urine di Kantor
Walikota Jakarta Timur kemarin. Jika ada guru yang positif menggunakan
narkoba maka akan ditindak tegas. Kegiatan tersebut merupakan kerjasama
antara Suku Dinas Pendidikan Sekolah Dasar (Sudin Dikdas) Jakarta Timur
dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta.
Hal ini dilakukan untuk mencegah
peredaran narkoba di kalangan pengajar. "Sebagian guru SD-SMP Jakarta
Timur kerja sama dewan pendidik melakukan sosialisasi dampak
penyalahgunaan narkotika dan melakukan pencegahan narkotika di kalangan
guru, yang berjumlah 200 guru dari SD dan SMP," ujar Kasudin Dikdas
Jakarta Timur, Nasrudin di Kantor Walikota Jakarta Timur Selasa (30/7).
Narkoba saat ini sudah menjakiti
kalangan di berbagai level mulai dari terendah hingga tertinggi.
Pihaknya menyesalkan masih tingginya penyalahgunaan narkoba."Berdasarkan
penelitian mulai dari level dasar sampai teratas, dari usai rendah
sampai tinggi, banyak yang menyalahgunakan narkoba," tuturnya.
Oleh karena itu pihaknyya bekerjasama
dengan BNNP melakukan sosialisasi pencegahan narkoba. Guru yang memiliki
peran penting dalam pendidikan harus benar-benar bebas dari narkoba.
"Dimulai dari gurunya nanti kita kaderkan sebagai gerakan anti narkoba,
diharapkan para guru ini bisa mensosialisasikan kepada murid-murid di
kelasnya," tuturnya.
Menurutnya, berdasarkan hasil tes urine
nantinya pihaknya tidak akan segan-segan menindak guru-guru yang
terbukti menggunakan narkoba. Tes urine akan dilakukan secara berkala
dan rutin. "Kalau positif akan diproses sanksi berlaku, kami juga
mendeteksi hal tersebut," tegas Nasrudin.
Para guru yang diters urine tersebut
berasal dari SD sampai SMP dari 70 sekolah di Jakarta Timur. Awal acara
sebenarnya adalah sosialisasi antinarkoba namun diakhiri dengan meminta
sampel urine. Beberapa gurunampak antusias mengikuti tes urine tersebut.
Meski begitu terlihat beberapa guru yang memilih kabur seusai acara
sosialiasi untuk menghindari tes urine.
"Tadi saya berseloroh kami ngetes urine
ini untuk melihat kondisi kesehatan mereka, tetapi kita sebenarnya
mengambil urine untuk tes narkoba," ungkap Kepala Bidang Pencegahan BNNP
DKI Jakarta, Safari. Dalam kegiatan tersebut pihaknya berharap agar
guru-guru dapat terbuka memberi informasi kepada tenaga medis.
"Kalau nanti ketika ibu-ibu dan
bapak-bapak sebelumnya pernah menggunakan obat-obat terbatas atau obat
keras tolong di informasikan oleh petugas medis, jangan malu-malu," kata
Safari saat memberikan pengarahan kepada para guru. Jika hasil tes
urine nanti didapatkan guru atau tenaga pendidik yang positif narkotika,
safari menjelaskan tidak akan ditindak pidana.
"Karena penanganan narkoba kali ini
tidak seperti tahun lalu yang langsung dibui, kalau untuk saat ini kita
akan rehabiltasi," tandasnya. Usai Lebaran, tes serupa akan kembali
dilakukan. Targetnya 50 persen guru yang ada di Jakarta Timur.
"Targetnya 50 persen dari puluhan ribu
guru yang ada di Jakarta Timur, kurang lebih sekitar 10 ribu guru,"
tuturnya. Dari 200 guru terdapat satu sampel urine yang terindikasi
mengandung zat mencurigakan dibawa ke lab untuk proses penelitian lebih
lanjut. (dni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar