Bogor - Sepatu antikekerasan seksual hasil karya Hibar S Gafur (14)
siswa kelas VIII SMPN 1 Kota Bogor yang meraih medali emas dalam
kompetisi International Exhibition of Young Investor (IEYI) di Malaysia,
sempat dilecehkan.
Hibar di Bogor, Selasa, mengisahkan pengalamannya saat menghadiri IEYI di Malaysia, dua hari sebelum pengumuman kemenangnya, saat ia menjaga stand pameran tempat sepatunya dipamerkan.
Diceritakannya, saat itu ada tiga pengunjung pameran dari Malaysia datang ke standnya. Hibar berkeyakinan tiga pengunjung itu adalah guru dari negeri Jiran. "Salah satu bapak itu bertanya kepada saya, ini (sepatu) apa, saya menjelaskan ini sepatu listrik antikekerasan seksual," katanya.
Kemudian, kata dia, lelaki tersebut bertanya lebih detail soal listrik. "Saya tidak bisa menjawab, karena saya belum belajar mengenai itu, apalagi saya baru murid SMP yang belum mempelajari rangkaian-rangkaian fisika seperti anak kuliahan," kata Hibar.
Tidak sampai di situ, kata Hibar, pengunjung itu tetap bertanya mengenai penemuan siswa yang masih berusia 14 tahun ini. Hingga akhirnya ia menilai penemuan Hibar tidak ada apa-apanya.
"Ini karya apa? Orang Indonesia tidak ada apa-apanya, kalah sama Malaysia," ujar Hibar menirukan ucapan pengunjung tersebut yang disampaikan dalam bahasa Inggris. Mendapati hasil karyanya tidak dihargai, Hibar kecewa dan sedih, bahkan sempat menangis.
Namun, teman-teman yang ada di stand langsung menyemangatinya agar dirinya tidak kecewa. "Ya, saya sedih aja, saya tidak bisa jawab pertanyaannya," kata Hibar.
Selang sehari setelah pameran berlangsung, saat pengumuman pemenang kompetisi IEYI, kesedihan Hibar terbayarkan.
Ia tidak menyangka sepatu antikekerasan seksuali hasil karyanya itu meraih medali emas untuk kategori Safety and Health. "Ya, rasanya tidak menyangka aja, rasanya terbayarkan, rasa kecewa karena sempat diolok-olok pengunjung, justru malah dapat emas," katanya.
Sekembali dari Malaysia, Hibar bisa membuat bangga teman-teman dan sekolahnya atas prestasinya meraih medali emas dalam kompetisi internasional IEYI di Malaysia.
"Kami bangga, teman sekolah kami bisa menang di tingkat internasional," ujar Sakti Nugraha, teman sekelas Hibar.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Bogor, Budiman BW, mengatakan, pengalaman yang dialami Hibar menjadi penyemangat bagi murid-murid lainnya untuk menunjukkan prestasinya agar tidak kalah dengan bangsa lain.
"Kami ceritakan kisah Hibar ini kepada anak-anak agar menjadi motivasi kepada mereka untuk terus belajar dan berkarya agar kita tidak kalah dengan bangsa lain," ujarnya.
sumber: http://www.antaranews.com/berita/374564/sepatu-antikekerasan-seksual-sempat-dilecehkan
Hibar di Bogor, Selasa, mengisahkan pengalamannya saat menghadiri IEYI di Malaysia, dua hari sebelum pengumuman kemenangnya, saat ia menjaga stand pameran tempat sepatunya dipamerkan.
Diceritakannya, saat itu ada tiga pengunjung pameran dari Malaysia datang ke standnya. Hibar berkeyakinan tiga pengunjung itu adalah guru dari negeri Jiran. "Salah satu bapak itu bertanya kepada saya, ini (sepatu) apa, saya menjelaskan ini sepatu listrik antikekerasan seksual," katanya.
Kemudian, kata dia, lelaki tersebut bertanya lebih detail soal listrik. "Saya tidak bisa menjawab, karena saya belum belajar mengenai itu, apalagi saya baru murid SMP yang belum mempelajari rangkaian-rangkaian fisika seperti anak kuliahan," kata Hibar.
Tidak sampai di situ, kata Hibar, pengunjung itu tetap bertanya mengenai penemuan siswa yang masih berusia 14 tahun ini. Hingga akhirnya ia menilai penemuan Hibar tidak ada apa-apanya.
"Ini karya apa? Orang Indonesia tidak ada apa-apanya, kalah sama Malaysia," ujar Hibar menirukan ucapan pengunjung tersebut yang disampaikan dalam bahasa Inggris. Mendapati hasil karyanya tidak dihargai, Hibar kecewa dan sedih, bahkan sempat menangis.
Namun, teman-teman yang ada di stand langsung menyemangatinya agar dirinya tidak kecewa. "Ya, saya sedih aja, saya tidak bisa jawab pertanyaannya," kata Hibar.
Selang sehari setelah pameran berlangsung, saat pengumuman pemenang kompetisi IEYI, kesedihan Hibar terbayarkan.
Ia tidak menyangka sepatu antikekerasan seksuali hasil karyanya itu meraih medali emas untuk kategori Safety and Health. "Ya, rasanya tidak menyangka aja, rasanya terbayarkan, rasa kecewa karena sempat diolok-olok pengunjung, justru malah dapat emas," katanya.
Sekembali dari Malaysia, Hibar bisa membuat bangga teman-teman dan sekolahnya atas prestasinya meraih medali emas dalam kompetisi internasional IEYI di Malaysia.
"Kami bangga, teman sekolah kami bisa menang di tingkat internasional," ujar Sakti Nugraha, teman sekelas Hibar.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Bogor, Budiman BW, mengatakan, pengalaman yang dialami Hibar menjadi penyemangat bagi murid-murid lainnya untuk menunjukkan prestasinya agar tidak kalah dengan bangsa lain.
"Kami ceritakan kisah Hibar ini kepada anak-anak agar menjadi motivasi kepada mereka untuk terus belajar dan berkarya agar kita tidak kalah dengan bangsa lain," ujarnya.
sumber: http://www.antaranews.com/berita/374564/sepatu-antikekerasan-seksual-sempat-dilecehkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar