Menurut Kridalaksana yang dimaksud dengan makna adalah:
“...maksud pembicara, pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia, hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa dan alam di luar bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjuknya, atau cara menggunakan lambang-lambang bahasa.” (1993: 132)
Lyons (1981: 136) berpendapat “Meanings are ideas or concepts which can be transferred from the mind of the hearer by embodying them as they were, in the form of one language or another.” Jadi makna adalah ide atau gagasan yang dapat dialihkan dari pikiran pendengar dengan mewujudkan makna tersebut sebagaimana mestinya dalam satu bentuk bahasa atau lainnya.
“...maksud pembicara, pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia, hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa dan alam di luar bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjuknya, atau cara menggunakan lambang-lambang bahasa.” (1993: 132)
Lyons (1981: 136) berpendapat “Meanings are ideas or concepts which can be transferred from the mind of the hearer by embodying them as they were, in the form of one language or another.” Jadi makna adalah ide atau gagasan yang dapat dialihkan dari pikiran pendengar dengan mewujudkan makna tersebut sebagaimana mestinya dalam satu bentuk bahasa atau lainnya.
Di lain pihak Hurford (1983: 3) lebih cenderung mengartikan makna sebagai maksud penutur yang dituangkan ke dalam kata-kata atau kalimat yang berbeda. Untuk itulah Hurford mendefinisikan makna ke dalam dua bagian:
1) Makna penutur (speaker meaning), yaitu makna yang diinginkan penutur (atau yang ingin disampaikan oleh penutur).
2) Makna kalimat atau makna kata (sentence meaning / word meaning) adalah makna yang terkandung dalam kalimat (atau kata).
1) Makna penutur (speaker meaning), yaitu makna yang diinginkan penutur (atau yang ingin disampaikan oleh penutur).
2) Makna kalimat atau makna kata (sentence meaning / word meaning) adalah makna yang terkandung dalam kalimat (atau kata).
Keraf (1990: 25) menyatakan bahwa makna sebagai satuan dari perbendaharaan kata suatu bahasa mengandung dua aspek, yaitu isi atau makna dan aspek bentuk atau ekspresi. Aspek bentuk adalah segi yang dapat diserap panca indra, yaitu dengan mendengar atau melihat. Sedangkan segi isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karena rangsangan aspek bentuk tadi.
Dalam pemakaian sehari-hari kata “makna” digunakan dalam berbagai bidang maupun konteks pemakaian. Makna juga disejajarkan pengertiannya dengan arti, gagasan, konsep, pernyataan, pesan, informasi, firasat, isi dan pikiran (1985: 50). Aminuddin juga menjelaskan bahwa makna yang terdapat pada kata ternyata memiliki hubungan erat dengan:
1. Sistem sosial budaya maupun realitas luar yang diacu.
2. Pemakai dan penutur.
3. Konteks sosial situasional dalam pemakaian.
1. Sistem sosial budaya maupun realitas luar yang diacu.
2. Pemakai dan penutur.
3. Konteks sosial situasional dalam pemakaian.
Dari uraian di atas dapat ditarik simpulan bahwa makna merupakan gagasan atau ide yang berasal dari pikiran penutur yang bisa diwujudkan dalam ucapan atau tulisan dan arti dari makna itu sendiri sangat erat hubungannya dengan unsur lingkungan di luar bahasa.
Daftar Pustaka
Aminuddin, 1985, Semantik : Pengantar Studi Tentang Makna, Bandung: Sinar Baru
Kridalaksana, Harimurti, 1993, Kamus Linguistik, Gramedia: Jakarta.
Lyons, John. 1981, Language and Linguistics, London: Cambridge Universitty
Aminuddin, 1985, Semantik : Pengantar Studi Tentang Makna, Bandung: Sinar Baru
Kridalaksana, Harimurti, 1993, Kamus Linguistik, Gramedia: Jakarta.
Lyons, John. 1981, Language and Linguistics, London: Cambridge Universitty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar